TEATER MODERN
Pertemuan
ke 4
Pengertian
dan Teknik
Teater Modern di Indonesia
·
Teater Modern adalah sebuah style atau gaya
atau mode teater yang memiliki perbedaan khusus dengan teater era klasik,
romawi, maupun teater tradisional.
·
Dalam perspektif teater Barat, teater modern dicirikan
dengan dua komponen dasar, yakni sutradara dan aktor. Prinsip teater modern
dicirikan oleh pendapat Jacques Copeau pendiri Theatre du Vieux-Columbier
(1913), yakni dengan manifestonya Sebuah panggung kosong, sebuah ruang hampa (‘Pour
l’oeuvre nouvelle qu’on nous laisse un treateau nu!). Robert Cohen juga
menyebutkan bahwa teater modern dicirikan dari adanya Revolusi Politik di
Amerika (1776), dan Perancis (1789) yang dengan sendirinya mengubah struktur
politik dunia Barat, dan revolusi industri/teknologi yang memeriksa secara
besar-besaran sistem ekonomi dan sosial banyak negara, termasuk Indonesia.
Revolusi ini juga terjadi secara simultan pada lapangan intelektual –dalam
filsafat, ilmu pengetahuan, pemahaman sosial, dan masyarakat yang tak beragama.
·
Sedangkan menurut Jacob Sumardjo, teater modern
Indonesia dicirikan oleh (1) pertunjukan dilakukan di tempat khusus, yakni
bangunan panggung prosenium yang memisahkan penonton dengan pemain, (2)
penonton harus membayar, (3) fungsi teaternya adalah untuk hiburan dalam segala
gradasinya, dari yang sifatnya amat populer sampai yang canggih, (4) unsur
cerita amat erat kaitannya dengan peristiwa-peristiwa sezaman, (5) ungkapan
bentuk sudah menggunakan idiom-idiom modern, seperti adanya intermezzo,
pemimpin pertunjukan, lagu keroncong atau Melayu dengan peralatan musik modern,
(6) menggunakan bahasa Melayu pasar, (7) adanya pegangan cerita tertulis.
Teater Bergaya Modern
·
Kita telah memilih istilah “Teater Bergaya Modern”
yang kurang cocok untuk mencakup spektrum atau keseluruhan wilayah perbincangan
tentang teater modern, yang meskipun berbeda dalam perujudannya secara
individual, namun menunjukkan suatu desakan umum dalam membangun realitas pemodelan secara sadar ke dalam
pengalaman teaterikal kehidupan-yang-luas. Gaya teater apapun dalam era apapun,
tentu, memiliki gaya yang berbeda, tetapi di masa lalu, sebagian besar gaya
selalu ditentukan oleh konvensi
mutakhir dan keterbatasan teknologi. Dramawan modern, secara mencolok, memiliki
kesadaran menyeleksi dan menciptakan gaya untuk meyakinkan teori
estetiknya, prinsip sosialnya, atau penyederhanaan hasratnya untuk perubahan
dan sesuatu yang baru.
·
Teater bergaya modern berusaha menciptakan format
teater baru, tidak semata-mata mempertinggi atau meningkatkan bentuk
performanya tetapi juga menyingkap persoalan mendasar suatu keberadaan: baik
pokok-pokok pemahaman, pokok penggabungan, maupun pokok-pokok pribadi dan
interaksi lingkungan.
·
Pemakaian gaya oleh teater modern ini berasal dari
mana saja dan di mana saja: dari masa lalu, dari budaya asing, dan dari
teknologi masa sekarang dan masa depan. Seniman teater modern memiliki segudang
sumber yang belum pernah ada sebelumnya untuk sedemikian rupa menggambarkannya,
dan mereka secara umum tidak memaksakan penerapan mereka dengan maklumat
politik, larangan keagamaan, atau tradisi artistik yang diamanatkan. Teater
bergaya modern niscaya orang merdeka dalam sejarah: baik itu dramawan,
sutradara, aktor, maupun pendisain yang dibatasi penyelamatan usahanya dengan
faktor sumber fisik yang universal dan imajinasi yang dimilikinya sendiri.
Sebenarnya sesuatu harus diletakkan di atas panggung sebagaimana mestinya, dan
di abad sembilan belas upaya tersebut sebenarnya menunjukkan sesuatu yang mulai
berubah dari masa-masa sebelumnya.
·
Gaya teater modern ini tidak melepaskan sama sekali
seluruh aspek realitas kehidupan, tetapi ia mempergunakan-nya dalam pandangan
yang tak terduga dan mempertinggi pemaknaannya secara bebas dengan simbol dan
kiasan, berusaha keras untuk menjelaskan dengan ibarat dan kiasan, membongkar
dan membangun kembali dengan bahasa dan pemandangan serta melalui pencahayaan.
Lebih jauh, ia membuat secara tegas yang sangat teaterikal melalui teater,
seringkali memberikan kesan yang mendalam terhadap penontonnya, secara langsung
maupun tidak langsung, bahwa mereka menyaksikan pertunjukan, bukan sebuah
episode atau kejadian apa adanya dalam kehidupan sehari-hari seseorang.
Penggayaan modern ini akhirnya diperkaya secara lebih luas. Cenderung mengangkat
problem psikologis yang menyenangkan seperti persoalan filsafat, dan persoalan
dalam hubungan kemanusiaan seperti persoalan kondisi kehidupan manusia.
Penggayaan teater ini justru memperkaya persoalan, tidak terbatas pada satu
persoalan tertentu; ia menggali abstraksi dan bertujuan memperkuat fokus
tematik dan mempertebal dampak pemikiran.
·
Dalam Teater modern ini, perwatakan biasanya mewakili
lebih dari pribadi individu atau tipe pribadi. Seperti kiasan abad pertengahan,
drama bergaya modern selalu melibatkan watak orang yang mewakili kekuatan alam,
kedudukan moral, insting manusia, dan semacamnya --entitas kematian, nasib,
idealisme, kekuatan hidup, ibu pertiwi, bapak yang kejam, dan anak yang boros.
Dan konflik digabungkan dengan kekuatan yang dimiliki, seperti konflik
realisme, tidak menanggapi keterwakilan manusia: mereka lebih menghadirkan
perpecahan yang tak pernah habis-habisnya dalam kondisi kehidupan manusia.
Teater gaya ini bergaung dengan tekanan dan frustasi manusia dalam wajah yang
selalu tidak bisa mencapai titik temu yang sesungguhnya diinginkan.
·
Tetapi bukan berarti bahwa Teater gaya modern selalu
suram: ia selalu mempergunakan fantasi dan satir yang tajam sebagai gaya
utamanya. Meskipun tema Teater gaya modern mengusung kegelisahan --sebagai
contoh, pengasingan manusia, kegagalan komunikasi, kehilangan rasa bersalah,
kehilangan harapan dengan ketegaran-- hal ini tidak sepenuhnya menjadi teater
yang pesimis atau menampilkan kekejaman yang nihilistik. Selanjutnya, kemuliaan
merupakan pilihan terbaik teater bergaya modern, perlawanan selalu membanjiri
tema-temanya; ini lebih penting ketimbang frustasi; ini merupakan kemenangan
perpusian terhadap pengasingan, komedi terhadap ketiadaan komunikasi, dan ini
keterampilan seniman terhadap hilangnya harapan. Gaya teater modern bertujuan
mengangkat keberadaan dan bahkan martabat penontonnya, bukan membebani mereka;
dan jika gaya teater ini menunjukkan tiadanya solusi terhadap pemecahan
permasalahan kehidupan yang sesungguhnya, hal ini dapat dimaknai sebagai upaya
untuk memberikan perhatian terhadap totalitas petualangan manusia sejernih
mungkin.
Ringkasan
Teater Modern sebagai gaya memiliki pengertian dan teknik
yang berbeda dengan teater Klasik, Romawi maupun teater tradisional di
Indonesia. Pengertian dan teknik tersebut dipengaruhi oleh perkembangan zaman
yang mengikutinya. Prinsip modern yang lahir dari perkembangan pajang sejarah
modern turut memberikan bentuk pemahaman terhadap teater modern. Dari segi
geografis maupun kultural, pengertian dan teknik teater modern juga membuat
perbedaan yang penting. Di Indonesia berbeda dengan dataran Eropa maupun
Amerika, begitu juga di Afrika. Namun demikian, semua itu memiliki rangkaian
yang berujung pada satu prinsip, yakni pemahaman terhadap dunia modern.
Di Indonesia, teater modern lebih dihubungan dengan teater
tradisional, sedangkan di Eropa dan Amerika, perbedaan itu lebih
dititikberatkan pada perkembangan filosofi modern yang berkaitan erat pula
dengan dunia pengetahuan yang berkembang sangat nyata dalam dataran praksis
kehidupan masyarakatnya. Hal inilah yang menyebabkan, mengapa teater modern di
Eropa dan Amerika lebih beragam dibandingkan dengan Indonesia
Topik
Diskusi
1.
Jelaskan asal mula kelahiran suatu gaya dalam teater
modern
2.
Bagaimana fungsi gaya dalam teater modern
3.
Amatilah teater modern di sekitar anda, dan bagaimana
menurut anda gaya teater modern tersebut?
Bersambung
ke Pertemuan 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar