TEATER MODERN
Pertemuan ke 9
Naturalisme
·
Menurut Robert Cohen, ”Naturalisme dalam sejarahnya
memiliki perkembangan yang hampir sejalan dengan Realisme. Kedua gerakan ini
memiliki bentuk dramaturgi yang sama. Namun demikian, Naturalisme dipandang
sebagai sebuah gerakan yang tersendiri, karena Naturalisme memiliki dasar
pandangan yang bertolakbelakang terhadap ’realitas manusia’”.
·
Naturalisme bukan hanya masalah gaya semata; naturalisme juga merupakan
pengertian filsafat yang memperhatikan hakekat kehidupan binatang. Dan pakar
teater Naturalisme melakukan upaya yang mempunyai maksud tertentu dengan
menggali konsep tersebut, mempergunakan Realisme secara ekstrim sebagai dasar
dramaturginya.
·
Para naturalis,
yang menyuburkan gerakan naturalisme –terutama di Perancis selama akhir abad
sembilan belas (Emile Zola merupakan pimpinan teoritikusnya), didasari pada
konsepsi estetika mereka tentang alam, dan khususnya pada diri manusia di
lingkungan sekitarnya (konsepsi Darwinian). Bagi para naturalis, manusia
semata-mata merupakan fenomena biologis biasa yang sama sekali dibatasi oleh
keadaan genetik dan sosial. Untuk menggambarkan manusia sebagai pahlawan, atau
sebagai kekuatan yang dipercaya untuk merubah masyarakat, adalah haram bagi
para naturalis. Mereka mencari cara dalam mengeliminasi atau mengurangi
konvensi drama lama: ”semua keberhasilan panggung besar dimenangkan dengan oleh
adanya konvensi’’, seperti dinyatakan Zola. Upaya mereka dalam penyutradaraan
ini dicontohkan oleh pengurangan masa istirahat oleh dramawan August Strinberg
dalam pertunjukan Miss Julie (selain
permasalahan sekelompok petani, dan juga tidak relevannya alur, saat adegan
memasuki dapur antara sebuah adegan dan tarian, pada saat yang sama Julie
memasuki kamar tidur Jean di luar panggung), dan sampai pada adegan awal,
hingga akhir, maupun klimaks oleh Arthur Schnitzler dilakukan pengurangan
episode bersambung ketika terjadi perselingkuhan yang diperankan oleh La Ronde.
·
Eugene O’Neill, penulis naskah terbesar pertama
Amerika, pelopor dalam dunia gaya naturalisme,
kembali pada gaya
itu dalam puncak karya otobiografisnya Long
Day’s Journey into Night—sebuah kisah nyata yang didramakan sehingga
O’Neill melarang otobiografinya untuk diproduksi atau dipublikasi hingga
beberapa tahun setelah meninggalnya. Saat ini, drama-drama Arthur Miller,
Tennesse Williams, Robert Anderson, William Inge, dan David Mernet sangat
dipengaruhi oleh realisme dan naturalisme, merupakan kelanjutan dari kuatnya
pengaruh drama Amerika.
·
Naturalisme abad sembilan belas, dalam beberapa hal,
tidak lain dari pada bentuk romantisme yang menggunakan makna yang berbeda dan
konvensi yang sudah dimodifikasi. Seni tetap mengungkapkan dan memberikan
dampak kekecewaan yang sama dalam mengatasi pemikiran setelah ketidakberhasilan
dari sebagian revolusi, dan kegagalan borjuis –seperti kelas liberal. Hanya
sesuatu yang baru dalam naturalisme –yakni tampak seadanya seperti orang yang
kita lihat pada saat ini, berupaya menjaga sesuatu ”untuk fakta dan tak lain
hanya suatu fakta”.
·
Di sisi lain, aktivisme mengungkapkan pendirian
bahwa naturalisme, seperti ditegaskan Champfleury, gerakan yang berhubungan
dengan demokrasi dan naturalisme serta sosialisme, revolusi artsitik dan
politik, seperti ditegaskan Proudhon dan Baourbet, hanya menghadirkan kembali
perbedaan bentuk ideologi dan tingkah laku kehidupan yang sama. Zola masih
menghadirkan kembali doktrin ini ketika dia menangis tak henti-henti, “La Republique sera naturaliste ou elle ne
sera pas”. Realisasi naturalisme politik hari ke hari memuat kesaksian
untuk fakta mengikuti perkembangan dalam pandangan yang tepat, seni dan seniman
mulai mengambil kedudukan baru dalam masyarakat, meskipun peran aktif mereka,
hubungan baru mereka dengan gerakan progresif politik, terbatas pada lingkaran
yang relatif kecil dan periode yang luar biasa singkat. Bagaimanapun juga
beberapa bentuk liberalisme bagian dari seluruh gerakan naturalisme; seperti
Flaubert, Baudelaire, Maupassant, Zola, dan Goncourt, untuk semua perbedaan
pendapat politik mereka, protes keras mereka melawan kemapanan borjuis, dan
sikap anti rezim mereka yang tak dapat ditawar-tawar lagi. Tak seorang pun dari
mereka akan memaafkan dirinya menjadi seorang pendukung borjuis yang
berpandangan-picik. Pemikiran kreatif kembali sebagai perkumpulan dan tanpa tedeng
aling-aling melawan anggota kelas yang dimilikinya.
·
Meskipun dari segi pandangan sejarah gaya impresionisme
hanya menunjukkan penyelesaian naturalisme, namun begitu hal ini menunjukkan
sebuah pelanggaran yang tak dapat disalahkan dengan pandangan rasionalistik
yang mendasarinya dalam dunia yang naturalistik pada umumnya dan para aktivis
dan sosialis yang menjadi pendukung khusus. Kepasifan estetikus secara politik
dari generasi baru menjadi tekanan, meskipun banyak dari mereka memimpin
keberadaan proletarian dan Manet serta Degas berada dalam konteks ini tanpa
terkecuali. Kebencian, bagaimanapun juga masih merembes pada generasi Flaubert
yang memberikan pandangan politik yang biasa saja. Seniman sebagai kelompok
yang mendapatkan kesempatan keluar dari kebiasaan mencampuri secara praksis
(politik), dan menggunakan pengaruh dalam hal artistik. Kebiasaan para
impresionis terhadap publik, bagaimanapun juga, murni persoalan artistik, sama
sekali merupakan agresivitas dan ketegaran. Kecenderungan terhadap kontradiksi
dan kehendak yang membingungkan lebih jauh dari pemikiran mereka yang berasal
dari beberapa tokoh naturalis, dan jika mereka menolak orang, ini hanya sebagai
hasil yang sulit dari idiom baru yang mereka gunakan. Tokoh naturalis seperti
Coubert membuat marah publik borjuis tidak hanya karena bahasa formalnya yang
tidak lumrah, tetapi juga karena mewakili keremehan persoalan yang dia
ungkapkan, dan cara-cara kampungan dengan mana dia menghadirkan diri mereka.
Impresionisme memperbandingkan kekurangan perbedaan ini, sebuah “gaya aristokratik” yang
tidak sopan; ini merupakan penawaran dan bagus sekali, sensitif dan gelisah,
pengemar makanan dan minuman serta sensual, kelihatan bernuansa indah dan
pengalaman yang terpilih. Hal ini secara bertingkat juga kehilangan hubungannya
dengan empirisme dan materialisme para naturalis dan pertama-tama dalam sastra
dan berikutnya juga lukisan, mengungkapkan reaksi spiritualistik yang dapat
disamakan, dalam formalisme pengestetisasian yang sempurna, untuk konservatisme
politik, untuk seniman sebagai pengelola kelompok. Para impresionis,
bagaimanapun juga memiliki lebih sedikit seniman generasi tua, tidak hanya
dalam hal pertanyaan politik dan sosial, tetapi juga tentang pertanyaan estetik
dan politik umum yang sama baiknya, meskipun satu atau yang lainnya dari
mereka, khususnya Degas, lebih jauh memperhalus dan memperbedakan pemikir
semacam Courbet, sebagai contoh. Secara umum, mereka lebih sepihak dan lebih
sederhana, banyak pematung yang menyendiri dan terspesialisisasi ketimbang
pendahulu mereka, mereka mewakili kelengkapan prinsip seni untuk seni (l’art pour a’art), gagasan penyempurnaan teknis
dan keindahan formal. Secara berlawanan azas, tugas seniman sejak masa
Renaisance awal tidak pernah membatasi sepenuhnya untuk membawa keahliannya dan
dengan menyolok memisahkan dari setiap fungsi lain sebagaimana fase akhir
perkembangan intelektual.
·
Latar belakang ideologis pada proses sejarah menjadi
sangat transparan terlebih identifikasi gerakan seni untuk seni (l’art pour l’art) itu sendiri dengan
ejekan dan pengapkiran naturalisme --banyak orang merasakan mereka khawatir
terhadap pembukaan rahasia ini. Naturalisme tidak hanya menentang secara kasar
dan tak senonoh, dan mencirikan gerakan nihilistik yang menyusun kebebasan
liar, binatang yang risau dalam manusia dan kekuatan penghancuran dan
keterputusan dalam masyarakat, penghancuran agama, bangsa dan keluarga (baca Montserrat), tetapi hal ini juga
kelihatan sebagai kecenderungan dalam rasa ketidakberartian orang yang cepat
dan kedangkalan yang hampa --sebuah celaan dengan orang yang merasa mereka
telah menemukan seperti serangan pada pelukis Manet yang ditujukan pada
Courbet. Sekitar pertengahan abad ini orang masih memikirkan mereka akan
membela ketertarikan peradaban melawan naturalisme; sekitar 1885 mereka membela
kehidupan kreatif melawan materialisme dalam kesenian. Masyarakat membayangkan
tentang misteri keberadaan dan kedalaman semangat yang tak dapat diduga. Segala
sesuatu yang dapat dipercaya ditemukan menjadi hambar, dan hanya apa yang tidak
kelihatan dan tak bertuan adalah patut diperhatikan. Kecenderungan ini dalam
kesusasteraan diungkapkan dalam simbolisme Rimbaud, Mallarme, dan Paul Valery,
yang mana seperti seni van Gogh, Gauguin, dan para ekspresionis yang memiliki
akarnya dalam bagian impresionisme dan berperan penting disini, hampir tak
terasa, untuk melengkapi seni yang bukan naturalistik, sebuah estetisisme
neoromantik dan mistisisme artistik. Hancurnya kesetiaan seni sekarang ini
merupakan alasan yang luas dari pendekatan sumbang terhadap budaya estetika.
Ringkasan
Naturalisme lebih menekankan aspek
ilmu pengetahuan dibandingkan dengan realisme, merskipun secara bentuk
pertunjukan nyaris sama. Disamping itu, aspek politik. Ekonomi, dan sosial
sangat mempengaruhi pemikiran naturalisme secara umum. Gaya
merupakan gabungan langsung terhadap perbedaan dalam masyarakat asli, situasi
ekonomi, dan aspirasi politik pendukungnya: membangun seniman Boheme, biasanya kampungan dan tanpa
makna, seperti pelukis Barbizon dan Bourbet
serta pengikutnya. Semuanya dikondisikan oleh proses politik yang sama, dan
sama-sama menempatkan sikap negatif terhadap keadaan yang mereka hadapi; tugas,
bagaimanapun juga, upaya menunjukkan keterwakilan mereka yang berasal dari
fakta yang diberikan --menggabungkan keadaan klas dan kemiskinan mereka--
perbedaan yang utuh. Seni Courbet dan Champfleury diisi dengan penderitaan
secara revolusioner dan optimisme reformis, yang asli dari mereka dalam
kesetiaan Pencerahan pada masa depan. Protes estetik merupakan gerak dan makna
yang hampa.
Topik Diskusi
1.
Apakah yang anda pahami tentang Naturalisme?
2.
Bagaimana anda memaknai Naturalisme pada masa sekarang
ini?
3.
Mengapa Naturalisme lebih menekankan aspek politik,
ekonomi dan sosial dengan bentuk-bentuk kampungan dan ketidaksopanan?
Bersambung ke Pertemuan 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar