TEATER MODERN
Pertemuan ke 7
Romantisme
Perintis Jalan: Romantisme
·
Romantisme: Teater yang pertamakali memberikan
tanggapan atas perubahan dan percobaan pada abad pencerahan
·
Romantisme, sebuah gerakan artistik yang dimulai di
Eropa pada akhir abad 18 dan mencapai puncak teaterikalnya pada abad sembilan
belas, diantara karya seperti Faust I
(bagian I, 1808) oleh Johann Wolfgang von Goethe, Hernani oleh Victor Hugo (1830), dan dramatisasi oleh Alexander
Dumas (Damas peare) dari novelnya The Three Musheteers (1844).
·
Romantisme merupakan gerakan yang dipahami dalam
pemberontakan melawan ketidakleluasaan konvensi; penulis drama Romantik
berusaha dengan sekuat tenaga --dan dengan kesadaran sendiri-- untuk
membebaskan dramaturgi dari penyempitan formula neoklasik yang didasari sajak
yang penuh bunga bahasa, gerakan yang riuh, petualangan kepahlawanan, perasaan
yang penuh gairah, dan gaya yang penuh keagungan. Dengan tekanan bentuk-bebas,
cerita picaresque, tempat suatu peristiwa yang asing, pahlawan tanpa
ukuran, dan penjahat, serta struktur dramatik yang apa adanya.
·
Romantisme memberikan perkembangan teaterikal
imajinatif dan mengagumkan, terutama sekali dalam menyelamatkan bentuk opera
besar dan film ”pengembaraan ruang angkasa” (space odyssey).
·
Karena penekanannya pada ketidakkompromian dan
individualitas serta penolakannya pada penerimaan aturan teater, Romantisme
merupakan sebuah pendahuluan yang tepat dari semua gerakan dan gaya dramatik
modern. Beberapa kalangan Romantik yang telah bersusah payah, bagaimanapun
juga, sebenarnya dapat ditemukan dalam semua drama modern dan pertunjukan
teater.
Gerakan Romantik di Jerman
·
Anda dapat mengatakan bahwa drama karya Shakespeare
dan Calderon adalah Romantik, jika anda ingin menyusun pendapat ini tidak dari
Sophocles dengan integritas klasiknya, atau drama oleh Racine dengan kesatuan
klasiknya. Tetapi suatu hal yang sangat berbeda pada drama Romantik 150 tahun
yang lalu.
·
Romantisme dengan huruf kapital R dimulai dengan
gerakan Storm and Stress (angin topan
dan tekanan) dari anak muda Goethe dan Schiller. Di Jerman gerakan ini
diturunkan ke dalam melodrama Kotzebue
dan “drama takdir” dengan sedikit orang. Gerakan romantik bermaksud --sekitar
50 tahun terakhir dan mencakup penulis dan penyair besar semacam Victor Hugo dan
Lord Byron, seperti HG Wells yang telah meletakkan gerakan ini, dalam “mediavalisme”, hal ini berarti warna
kemerah-merahan dan kaya, hal ini berarti gerakan tubuh menuju penjelajahan
dalam baju baja dan pencelaan gaya berpakaian dan ketertarikan masa kini. Hal
ini berarti insting melawan pendapat dan emosi melawan ilmu pengetahuan...hal
ini diberontak tidak hanya terhadap realitas masa sekarang, tetapi juga masa
klasik”.
·
Gerakan ini dinyatakan dalam absurditas yang aneh,
hantu/momok, penglihatan kedua, horor perkuburan, inti horor yang jahat. Studi
perwatakan memberikan pandangan terhadap melodrama belaka.
·
Dalam romantisme Austria dan Jerman memiliki dua orang
yang bermartabat besar. Viennese Franz Grillparzer menemukan sukses dalam drama
pertamanya, Die Ahnfrau (The
Ancestress/Leluhur) dipentaskan tahun 1817. Dia menulis dengan keramahan
tentang Sappho dan tentang Jason dan Medea. Dia membalikkan Kehidupan adalah sebuah Mimpi (Life is a
Dream) karya Calderon kedalam Der
Traum ein Leben (Mimpi adalah Kehidupan/Dream is Life), yang memberikan
sebuah bagian yang sempurna pada aktor terkenal Jerman Adalbert Matkowsky pada
akhir abad sembilan belas.
·
Grillparzer mempunyai ketangkasan khusus untuk komedi.
Juga Heinrich von Kleist, orang yang memulai dengan menulis sebuah “drama
takdir” pada akhir abad sembilan belas, dan mencapai prestasi humor terbaik
beberapa tahun berikutnya dengan Der
Zerbrochene Krug (The Broken Pitcher).
Ini merupakan dramanya yang serius, bagaimanapun juga, sebagaimana Penthesilea dan Die Hermannsschlacht (The Battle or Arminius), memperlihatkan
kekuatan dramatiknya sebaik dialog hidup yang digagasnya.
·
Sturm und Drang 1771-1781, mencapai klimaks
di Perancis dengan melahirkan melodrama romantik: Kotzebue, Pixerecourt, Knowles.
·
Perjuangan liberalisme dan demokrasi dibatasi oleh
kepandaian menulis kritik, sosial dan politik. Novel moral kehidupan keluarga
borjuis, dan khususnya drama borjuis, kelihatan memiliki tujuan yang sama.
Mereka juga bagian dari “penulisan politik”, mereka semua digerakkan oleh
pertanyaan yang sama; semua karya kesusasteraan sebagian besar bersifat
propaganda. Persoalan yang sama ditunjukkan melalui perlawanan emosional
analisis Rousseau dan rasionalisme yang menjadi disiplin Voltaire menegaskan
problematika itu sendiri dalam semua sisi, dan jiwa khas suatu bangsa pada
drama. Kalangan borjuis bagaimanapun juga memiliki sifat kesusasteraan
pencerahan yang berwenang memunculkan semangat borjuisnya.
·
Pemikir Jerman selalu mulai memainkan permainan
gandanya di abad pencerahan, ketika permainan ini kadang-kadang dipertunjukkan
dengan semangat besar untuk revolusi dan kadang-kadang untuk romantisme
konservatif dan banyak menyumbangkan kesangsian kesadaran diantara borjuis
tentang keadilan yang dituntutnya. Hal ini menemukan gagasan “supraborjuis”
ideal dan perasaan untuk kehidupan serta ditanamkan ke dalam kesadaran borjuis
yang mana kesadaran itu mengatasi dirinya sendiri agar meningkatkan dirinya
sendiri ke tingkat kemanusiaan yang tertinggi.
·
Romantik, bagaimanapun juga, dari gambaran yang sangat
awal cita-cita kecerdasan pemikiran dan gambaran sifat non borjuis ini
menjelaskan ketidaksenangan Goethe terhadap mereka --dan Stendhal menyatakan
kebenciannya dan jijik terhadap sesuatu yang dipahami Goethe yang menyalurkan
kehidupan secara bersungguh-sungguh.
·
Revolusi menjadi kehampaan artistik dan produksi seni
kecil dibatasi gayanya sendiri hingga fase rococo. Tetapi artistik yang
sesungguhnya menunjukkan semangat revolusioner yang tidak ditangkap oleh kaum
klasik, seperti David atau Chenier, tetapi romantisme
yang pertamakali membuka pandangan tersebut. Revolusi itu sendiri tak dapat
merealisasikan dirinya sendiri, agaknya, masih bersifat menengahi dan pada
tingkatan yang janggal, atau dalam bentuk lama. Seni ditetapkan seperti yang
selalu dicatat Marx, disamping pembangunan politik. Penyair dan seniman bukan
nabi, tidak juga menabikan masa-masa pencerahan dan revolusi.
·
Ketika orang berkata tentang nilai “supraborjuis”,
mereka menentukan ideologi praborjuis konservatif. Seringkali melibatkan
psikologi kompleks yang tinggi. Dalam Kabale
und Liebe karya Schiller sebagai contoh, tiga generasi dan tiga filosofi
kehidupan yang berbeda dilibatkan dalam proses. Disamping lingkaran sopan
santun praborjuis, yang mewakili prinsip kejahatan sosial yang telah diperangi,
dua dunia keluarga borjuis Louise dan dunia supraborjuis Ferdinand
diperbandingkan. Dalam Don Carlos,
dimana Posa dengan kesopanan supraborjuisnya tidak hanya memahami lebih jauh
“ketidakbahagiaan” raja, tetapi juga menyusun untuk membangkitkan simpati
tertentu terhadapnya, hubungannya juga rumit. Hal ini menjadi sulit lagi untuk
membagi antara sikap ”supraborjuis” ini, kita melihat --sebuah kerajaan borjuis
atau pengkhianatan ideal revolusioner dari bentuk citoyen. Dalam banyak kasus, penyerangan terhadap borjuis dan
perlawanan melawan moralitas borjuis serta pandangan hidup yang mesti hampir
memulai dan idiom drama borjuis dan tetap hingga Shaw dan Ibsen. Mereka
memperkuat perluasan kesusasteraan borjuis sehingga menjadi anti borjuis.
·
Setiap pernyataan pribadi adalah unik, tak ada
bandingannya, dan tak tergantikan, setiap orang membawa ukuran yang dimilikinya
dan aturan untuk dirinya sendiri. Pengertian ini merupakan prestasi revolusi
yang sangat signifikan sepanjang menyangkut kesenian. Wilayah seni modern,
sebagai sebuah kemenangan tak bersyarat dan otoritas yang sah secara universal,
konvensi dan tradisi, yang merupakan hasil revolusi dan romantisme. Pada saat
ini ketidakbersyaratan seniman bagaimanapun juga dia harus mendukung gerakan,
sekolah, atau sahabat dalam pandangan, atau senjata, melengkapi dirinya dari
momen dia mulai menulis, menyusun komposisi, atau melukis. Perasaan ini menjadi
watak kemanusiaan romantik, seni adalah bahasa manusia sunyi, diasingkan dari
dunia, menyaksikan dan tak pernah menemukan simpati. Dia mengekspresikan
dirinya dalam bentuk seni karena --secara tragis maupun menyenangkan-- dia tak
menjadi khawatir dengan sesama manusianya.
Autar Abdillah, dari berbagai sumber
Ringkasan
Romantisme lahir dengan keunikan
sejarah tersendiri. Artinya, Romantisme bisa litinjau dari periode pasca neo
klasik, tetapi juga akan semakin jelas pada era modern di awal abad delapan
belas.
Disamping itu, romantisme juga
memiliki nilai perjuangan terhadap khazanah politik borjouis dan supraborjouis
yang mempengaruhi dunia intelektual. Maka tidak mengherankan, bila dalam
pertumbuhan romantisme, isu-isu politik dan kecenderungan melakukan perlawanan
terhadap upaya merendahkan semangat kritis secara revolusioner. Perlawanan ini juga
dapat kita lihat pada realisme, dan pada realisme masalah social dan psikologis
lebih ditekankan untuk membangun aspek dramatis –terutama dalam hal tematiknya.
Romantisme lebih dikenal di Jerman,
dan merupakan perjuangan dua tokoh penting dramawan Jerman, Schiller dan
Goethe. Strum und Drung atau Angin Topan dan Tekanan, merupakan dasar
perjuangan yang melahirkan romantisme di Jerman.
Di Indonesia, kita tidak mengenal
perjuangan romantisme seperti di Jerman maupun di Inggris. Drama dan Teater
Romantisme di Indonesia, tidak setegas dan sekuat yang ada di dataran Eropa dan
Amerika. Di Indonesia pun belum ada penelitian khusus tentang drama dan teater
Romantisme ini. Namun demikian kita masih mungkin mengkajinya dari aspek
membaca masa lalu dengan gaya Romantisme dalam beberapa drama di Indonesia,
tetapi inipun belum dilakukan secara sungguh-sungguh.
Topik Diskusi
1.
Jelaskanlah dengan bahasa anda sendiri, apa yang
dipahami sebagai Romantisme
2.
Carilah hubungan drama dan teater Romantik dengan
gerakan Romantik
3.
Apakah anda setuju dengan adanya gerakan Romantik ini
pada masa sekarang. Bila anda setuju, berikanlah penjelasan atau argumentasi
yang mendukungnya. Dan, bila anda tidak setuju, jelaskan pula alasannya!
Lima Ciri Romantik
BalasHapus1.Kepentingan dalam orang biasa dan masa kanak-kanak (The Interest in the common man and childhood) yang terhalang oleh kehidupan peradaban kota (Which is hindered by the urban life of civilization). Mereka percaya bahwa kebiadabanlah yang dimuliakan (They believed that the savage is noble), masa kanak-kanak adalah baik, dan emosi terinspirasi oleh kedua keyakinan menyebabkan jantung melonjak (childhood is good and the emotions inspired by both beliefs causes the heart to soar).
2.Kekuatan, indera, emosi, dan perasaan (Strong, senses, emotions, and feelings). Romantik percaya bahwa pengetahuan diperoleh melalui intuisi ketimbang deduksi (Romantics believed that knowledge is gained through intuition rather than deduction). Ini adalah yang terbaik disimpulkan oleh Wordsworth yang menyatakan bahwa "semua puisi yang baik adalah limpahan spontan perasaan yang kuat (This is best summed up by Wordsworth who stated that “all good poetry is the spontaneous overflow of powerful feelings”).
3.Kekaguman terhadap alam (Awe of nature). Romantik menekankan kekaguman pada alam dalam seni dan bahasa dan pengalaman keagungan yang berkoneksi dengan alam (the experience of sublimity through a connection with nature). Romantik menolak merasionalisasi alam yang sebelumnya dilakukan pada periode Pencerahan (Romantics rejected the rationalization of nature by the previous of the Enlightenment period)
4. Perayaan individu (Celebration of individual). Romantik sering mengangkat prestasi terbuang, kesalahpahaman individu heroik (Romantics often elevated the achievements of the misunderstood, heroic individual outcast).
5.Pentingnya imajinasi. Romantics melegitimasi imajinasi individu sebagai otoritas kritis (Romantics legitimized the individual imagination as a critical authority).