TEATER MODERN
Pertemuan
11
Ekspresionisme, dan
Eksistensialisme
Ekspresionisme
·
Dari semua aliran, Ekspresionisme merupakan satu dari
semua itu yang memberikan peningkatan sangat berarti pada tubuh teater modern,
barangkali karena pengertiannya yang luas, dan kesatuannya terlihat pada
ekspresionisme dalam seni visual.
·
Teater Ekspresionisme yang mana banyak ditemukan dalam
gaya teater di Jerman sekitar dekade pertama abad dua puluh (khususnya di tahun
1920-an) mempertunjukkan dialog yang mengejutkan dan mengocok perut menjadi
keutamaannya, dekorasi dibesar-besarkan atau dilebih-lebihkan dengan penuh
keberanian, suara yang tajam menusuk, cahaya yang terang, banyak warna utama,
sangat kasar menggunakan simbol, dan struktur yang pendek, kejam sekali, serta
pemandangan yang menusuk untuk membangun kekuatan (dan biasanya memekakkan)
klimaks.
·
Di Amerika, Eugene O’Neill hadir di bawah pengaruh
Ekspresionis setelah muncul pada awalnya dalam Naturalisme, dan di tahun
1920-an O’Neill menulis seri drama yang meledak-ledak dengan menekankan
kealamian manusia dalam perspektif industrial. Lakon The Hairy Ape, yang
dipentaskan tahun 1921, merupakan contoh kasus penulisan naskah Ekspresionis.
Meskipun drama ini kelihatan janggal, kasat mata, dan secara naif tidak efektif
untuk masa sekarang, naskah ini cukup baik sebagai contoh dari ekstrimitas
model yang populer dengan “aliran” pengarang (penulis lakon).
·
Kehebatan O’Neill terletak pada penggabungan pemberian
efek visual dan penonton secara kasar dalam sebuah drama Ekspresionis, nyaris
seperti manusia super power. Penggunaan siluet dalam pementasan dan tata lampu,
“bayangan besar-besaran di mana-mana”, “keriuhan yang berisik”, “dentaman ganas
yang bertenaga secara monoton”, “cahaya yang berapi-api”, “anak air sungai yang
lengket penuh jelaga atau hitam”, nyanyian dan gerakan yang dibesar-besarkan
secara berbarengan, ”secara terus menerus, memberikan catatan yang
menjengkelkan” dari ”bunyi-bunyian peluit yang tak menaruh rasa kasihan
sedikitpun”, teriakan sumpah serapah dan seruan yang dibesar-besarkan, khayalan
binatang, dan ”horor, teror dari ketidaktahuan, kebrutalan yang tak berdasar,
ketelanjangan dan tak tahu malu”, semua ini merupakan tipe ekstrim gaya
Ekspresionisme awal abad dua puluh. Naskah juga menggambarkan bagaimana O’Neill
dan teman-temannya di teater Amerika menolak Realisme dan Romantisme dalam
usaha mereka untuk menghadirkan kehadiran langsung ideologi sosial dan
kritisisme kebudayaan.
Drama
Existensialis: No Exit (Terkurung)
·
No Exit
(Huis Clos) merupakan salah satu drama pendek yang sangat memaksa yang
pernah di tulis. Dalam satu-kenyataan fantasi teater ini di tulis pada tahun
1944 oleh Jean Paul Sartre, seorang filsuf Existensialis Perancis yang sangat
terkenal, membuat sebuah “neraka” yang unik yang mana sebuah ruangan tanpa
jendela atau cermin. Di dalam ruangan itu hadir tiga orang, yang baru saja
meninggal, semua mengutuk dunia di bawah ini (dalam tanah) karena dosa
keduniawian mereka. Mereka bertiga benar-benar orang sakit yang cerdas: Garcin,
satu-satunya laki-laki, cenderung mengarah pada homosexual; juga satu diantara
dua wanita bernama Inez. Estelle penghuni terakhir yang aneh, cenderung
mengarah pada peri yang heterosexual; dia mengejar Garcin.
·
No Exit merupakan
pernyataan Existensialis dramatik klasik, yang mana Sartre merupakan pelopor
abad ini. Menggerakkan kembali unsur-unsur fantastik --bahwa ini merupakan
neraka dan watak hantu, dan kita memiliki visi interaksi kemanusiaan Sartre:
setiap individu selamanya kelihatan tegas dan menyatakan sendiri lewat matanya
dari yang lain.
·
Menurut filsafat Existensialis, manusia selalu hidup
terombang-ambing. Kemerdekaan memberinya kesepian dan kebersamaan membuat dia
merasa tidak merdeka. Manusia memiliki kesadaran yang membuatnya jadi merdeka,
tetapi juga membuatnya terlempar menjadi seorang pengembara yang yatim piatu di
dalam hidupnya. Kemerdekaannya ibarat jurang yang menganga yang bagaimana pun
juga tidak bisa di timbun. Karena itu, Sartre berteriak “Manusia di hukum untuk
merdeka!”. Karya Sartre lainnya, antara lain The Flies (Les Mauches), Dirty Hand (Le Mains Sales), The Respectful
Prostitude (Le Putain Respectueuse).
Autar Abdillah, dari buku Theatre Brief Edition (1984:184-188)
oleh Robert Cohen.
Ringkasan
Teater
Ekspresionisme turut memberikan andil lahirnya pemikiran demokrasi dan
kebebasan absolut manusia dalam menyikapi kehidupan sehari-hari. Meskipun
sedikit lebih kasar, gejolak yang dimunculkan teater Ekspresionisme telah
membuka perspektif kehidupan yang baru.
Sedangkan
teater Eksistensialisme semakin mengukuhkan nilai-nilai kemanusiaan yang
terdapat dalam drama dan teater untuk dijadikan nilai dasar kreativitas manusia
dalam menumbuhkan khazanah kebudayaan yang luas.
Topik diskusi
1.
Apakah yang anda pahami tentang Ekspresionisme dan
Eksistensialisme?
2.
Jelaskanlah, mengapa teater semacam Ekspresionisme dan
Eksistensialisme ini lahir sebagai suatu bentuk kreativitas yang menonjol pada
zamannya!
3.
Apakah anda dapat menemukan teater Ekspresionisme dan
Eksistensialisme ini di lingkungan anda. Coba cari, apa yang menyebabkan teater
Ekspresionisme dan Eksistensialisme ada atau tidak ada di lingkungan anda!
Bersambung ke Pertemuan
12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar