TEATER MODERN
Pertemuan ke 2
Akar Modern hingga Postmodern
Akar
Modern
·
Pemberontakan terhadap mitologi dan menggunakan akal
pikiran: Socrates “Kenalilah Dirimu Sendiri”
·
Plato: Manusia terdiri dari Tubuh (Epithymia):
Petani, Tukang, Buruh; Kehendak (Thymos): Para Prajurit; Rasio
(Logos): Pemimpin
Kelahiran
Modernitas
·
Humanisme Italia (abad 14)
·
Renaissance (Kelahiran Kembali) abad 16: Pembebasan
terhadap dogma agama abad pertengahan; keberanian menerima dan menghadapi dunia
nyata; keyakinan menemukan kebenaran dengan kemampuan sendiri; kebangkitan
mempelajari sastra dan budaya klasik
- (melahirkan) Pencerahan abad 18 yang merupakan
embrio kebudayaan modern:
-Rene Descartes dengan dictum cogito ergo sum “Aku Berpikir maka Aku Ada”. Melahirkan metode dengan menyangsikan segala sesuatu
Proses pematangan
·
Immanuel Kant (Filsuf Jerman): Ide absolut yang sudah
terberi melahirkan kategori
·
Frederich Hegel: Idealisme absolut
·
Modern: Rasio, Subjek, Identitas, Ego, Totalitas,
Ide-ide absolut, Kemjuan sejarah (linier), objektivitas, otonomi, Emansipasi,
Kesewenangan ilmu pengetahuan, militerisme, materialisme
·
Ilmu dan Kebudayaan: Fisika kontemporer, Kejayaan
Kapitalisme lanjut, Konsumerisme, Merebaknya budaya Massa, Budaya Populer,
Industri Informasi, Televisi, Koran, Iklan, Film, Negara Bangsa (nation state),
demokrasi, pluralisme
·
Terjadilah hegemoni Modern, patologi modern
(dehumanisasi, alienasi, diskriminasi) sejak Amerika memenangkan Peran Dunia
II. (suasana dunia modern waktu itu yang diwarnai totaliterianisme Stalin, fasisme
dan otoriterisme Nazi Hitler dan perang dunia yang disebut sebagai
"barbarisme baru". Karena itulah Teori Kritis sangat khawatir
terhadap patologi rasionalitas modern, dan inilah Konteks sosio-historis yang
melatari Teori Kritis)
·
Tokoh Seni Modern: Kafka, Mann, Gide (Sastra),
Starisky, Schoenberg, Berg (Musik), Hendrik Ibsen, August Strinberg, Wedekind
(drama), Jack Copeau (teater), Picasso,Matisse, Cezanne (Seni Lukis)
·
Modern: Mensubordinasikan dan memutuskan hubungan
dengan tradisional
·
Modern: Rasionalitas Tujuan dan Nilai
·
Modern II: Revolusi Perancis
Postmodernisme
·
postmodernisme tidak lain adalah penolakan serta-merta
terhadap modernitas, terhadap Pencerahan (Aufklärung) yang membawa janji
emansipasi, dengan mengubur sama sekali kemungkinan adanya emansipasi itu
sendiri. Artinya, konsep praksis yang mengandaikan emansipasi tidak lagi
mendapat tempat. Bagi pendukung asumsi ini, postmodernisme dengan demikian
adalah suatu kepekaan bahwa kehidupan kita tidak lebih dari permainan yang
sepenuhnya ditentukan oleh bahasa, yang niscaya bersifat historis dan lokal.
Kalapun ada yang disebut dengan "ide kebenaran", itu tidak lain
adalah efek bahasa, hasil pembacaan tertentu terhadap "teks"
kehidupan. Sebaliknya, di mata penghujat postmodernisme, asumsi tersebut tak
pelak akan membawa pada nihilisme dan irasionalisme. Tidak heran kalau Jürgen
Habermas, sang pemeluk teguh modernisme, menyebut Michel Foucault dan Jacques
Derrida sebagai nihilis, obskurantis dan irasionalis
·
Lahir Paralogi Jean Francois Lyotard: Menerima
Keberagaman realitas. Dengan kemajuan teknologi, maka kekuasaan telah
dibagi-bagi
·
Jack Derida: Dekonstruksi: meleburnya konsep-metafor,
kebenaran-fiksi, filsafat-puisi, nyata-palsu, asli-palsu; hiperrealitas: citra
lebih meyakinkan daripada fakta, mimpi lebih dipercaya daripada hidup
sehari-hari.
·
Michal Faucault: Kekuasaan bukan merupakan institusi
yang menundukkan, tetapi relasi kompleks yang menyebar dan hadir dimana-mana
·
Jean Baudrillard: Diskontinuitas budaya, Masyarakat
Tanda, Kode produksi dan reproduksi dalam simulacra: yakni ruang dimana
mekanisme simulasi berlangsung; sejak Renaissance hingga awal revolusi
industri, era industri, konsekuensi Iptek dan informasi
·
Kritikus seni Susan Sontag: kesadaran pada
kemajemukan, bermain dan menikmati realitas secara bersama-sama tanpa ngotot
dan menaklukkan realitas lain
Ringkasan
Akar Modern sesungguhnya sudah dapat dijelajahi dari para
pemikir Yunani Purba. Namun demikian, sejarah modern justru bermula ketika
munculnya Humanisme Italia dan Renaissance. Proses pematangan modern terjadi
ketika suburnya pemikiran-pemikiran filsafat di berbagai akademi yang secara
kritis mempersoalkan aspek-aspek epistemologis yang dibenturkan dengan realitas
masyarakat. Masyarakat pada era ini (pematangan modern) mulai menikmati
kebebasan berpikir dan kebebasan dalam membangun nilai-nilai kehidupan yang
dihadapinya.
Di tengah pesatnya gelora
modernitas, muncul paham-paham postmodernitas yang mengejutkan dunia akdemik
maupun dunia praksis. Kehidupan pun seolah-olah berjalan sedemikian gambling
dan mencerahkan. Manusia menemukan hakikat dirinya seperti yang dikehendakinya.
Namun demikian, tidka semua anggota masyarakat merasa nyaman dengan paham-paham
postmodernitas, karena manusia telah ”ditelanjangi” sedemikian rupa, sehingga
tak ada yang perlu ditiadakan.
Topik Diskusi
1.
Carilah sebanyak mungkin pendapat yang menyebutkan
sesuatu yang bermakna “modern”! Dan, buatlah pendapat anda tentang Modern!
2.
Buatlah korelasi pendapat anda tersebut dengan
pemaknaan yang anda miliki tentang teater!
3.
Apakah anda sepakat dengan beberapa paham yang
dimunculkan oleh para pemikir postmodern. Bila anda sepakat, pada paham pemikir
yang mana? Sebutkan alasan anda! Bila anda tidak memiliki kesepakatan,
jelaskanlah faktor apa yang membuat anda tidak memiliki kesepakatan sama
sekali!
4.
Cobalah pertemukan pendapat anda tentang teater modern
dengan paham-paham yang dimiliki pemikir postmodern! Bagaimana pendapat anda
setelah mempertemukan makna teater modern dengan paham postmodern?
Diskusikanlah dengan sesama teman anda! Dan, buatlah pendapat yang menurut anda
paling tepat terhadap hasil diskusi tersebut
Sampai
Jumpa di Pertemuan ke 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar